Melalui pembelajaran kontekstual, setiap jenjang memiliki fokus kegiatan berbeda sesuai dengan kemampuan dan tujuan pembelajaran masing-masing:
Kelas 1: Perawatan tanaman empon-empon.
Siswa dikenalkan pada berbagai jenis tanaman herbal serta cara merawatnya dengan benar. Kegiatan ini membantu siswa memahami manfaat tanaman tradisional dan pentingnya menjaga keberlanjutan tanaman obat keluarga.
Kelas 2: Eco Break
Di kelas ini, siswa mempraktikkan istirahat singkat sambil melakukan aktivitas ringan ramah lingkungan. Eco Break melatih kebiasaan sederhana seperti memilah sampah, merapikan area kelas, dan menjaga kebersihan diri serta lingkungan sekitar.
Kelas 3: Panen pupuk cair.
Siswa memanen pupuk cair dari komposter organik sekolah. Kegiatan ini mengajarkan konsep daur ulang, pemanfaatan sampah organik, serta manfaat pupuk cair untuk tanaman.
Kelas 4: Perawatan tanaman cabai.
Siswa kelas 4 merawat tanaman cabai di kebun sekolah, mulai dari menyiram, membersihkan gulma, hingga merapikan media tanam. Kegiatan ini melatih ketekunan serta pemahaman dasar tentang budidaya tanaman.
Kelas 5: Perawatan tanaman bayam Brazil.
Kegiatan ini memberikan pengalaman kepada siswa tentang merawat tanaman sayur serta mengenal manfaat bayam Brazil sebagai tanaman pangan yang mudah dibudidayakan.
Kelas 6: Perawatan tanaman cabai.
Siswa kelas akhir tetap dilibatkan dalam kegiatan perawatan tanaman untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab sekaligus memberi teladan kepada adik-adiknya tentang pentingnya keberlanjutan program Adiwiyata.
Kepala sekolah menyampaikan apresiasi atas keterlibatan aktif seluruh guru dan siswa.
“Kegiatan Adiwiyata bukan hanya program rutin, tetapi pembiasaan yang ingin kami tanamkan kepada anak-anak. Melalui aktivitas sederhana ini, mereka belajar tentang cinta lingkungan dan tanggung jawab sebagai warga bumi,” ujar beliau.
Dengan adanya kegiatan kokurikuler ini, SD Negeri Sondakan berharap dapat terus membangun budaya lingkungan yang kuat dan berkelanjutan. Sekolah berkomitmen untuk menjaga serta mengembangkan berbagai praktik baik Adiwiyata yang telah berjalan.
Program ini juga menjadi bentuk implementasi kurikulum yang mengutamakan pembelajaran bermakna berbasis pengalaman langsung (konkret) dan kearifan lokal.





